Catatan Semester Kedua: Life of 24-SKS

Halo!

Here's a writing from a sophomore who would share you a bit about her 2nd semester in Fasilkom! Enjoy :)



*
How do I summarize my 2nd semester?

Semester 2 adalah semester teraneh.

Kenapa aneh?

Karena gue harus jujur, semester 2 adalah semester di mana gue untuk pertama kalinya merasakan hidup 24 SKS dan juga megang tanggung jawab non-akademis di tiga 'lokasi'. Harus gue akui, nggak mudah. Yang bikin nggak mudahnya adalah karena dua dari tiga tanggung jawab tersebut menuntut aspek conceptual skill yang bagus banget. Minimnya pengalaman organisasi di SMA jadi kendala, tapi bukan berarti SMA tanpa berorganisasi itu salah. Jangan sekali-kali ngejadiin minimnya pengalaman sebagai alasan untuk menahan diri belajar lebih banyak. You can learn the hard way.

Mungkin wajib hukumnya gue bersyukur melewati semester dua dengan selamat. To be short, berikut adalah life lessons dari semester 2 gue.

Here's the list:

1) Take the most risky decision. Sometimes, you make a risky decision because of one silly reason, and it's okay. If you feel you're taking the wrong choice, remember, a mistake is a chance to learn.

2) If you know a lot (or too much), pay attention to your decisions.

3) Never expect too much. 

4) You can never be 100% sure at anything. There is no statement that is 100% true. Accept the present of uncertainties.

5) Never, ever, let others take control of your life choices. Pursue what you've been planning. Don't get distracted.

6) Words are just words. Never hang your life on them.

7) Health comes first.

8) This one is written in Indonesian because this is veeeery important: jangan pernah meminta sebuah jabatan. Berikanlah sebuah jabatan kepada seseorang yang menolaknya karena paham betul bahwa jabatan akan dipertanggungjawabkan kelak, baik di kehidupan dunia maupun akhirat. Mau, belum tentu mampu.

9) Plan your steps. Prepare SMART goals. (Specific - Measurable - Achievable - Relevant - Time bound).

10) Take rest when you're tired. Physically and mentally, I mean.

*
Academically, I...

Semester 2 lalu gue mengambil total 24 SKS di IRS gue.

Pertanyaannya, mati nggak sih?

Nggak kok. Later, di semester 3 gue dikasih tahu bahwa lebih baik ambil 24 SKS di semester genap, daripada ganjil. Dan kebukti sih, kenapa gue dikasih wejangan kayak gitu.

24 SKS itu terdiri dari MPKT A sebanyak 6 SKS, MPK Olahraga Bulutangkis sebanyak 1 SKS, Dasar-dasar Pemrograman 2 sebanyak 4 SKS, Dasar-dasar Arsitektur Komputer sebanyak 4 SKS, Matematika Diskrit 2 sebanyak 3 SKS, Aljabar Linear sebanyak 3 SKS, dan Prinsip-prinsip Sistem Informasi sebanyak 3 SKS.

Mungkin I should tell you a bit tentang setiap mata kuliah ini.

1) MPKT A

Jujur aja, waktu SIAK War untuk semester kedua, milih dosen untuk matkul ini agak susah. Kenapa? Karena dosennya dari luar Fasilkom semua. Which means, probabilitas dosennya nggak kita kenal dan nggak ada yang tahu karakteristiknya gimana itu bakal tinggi banget. Sempet dikasih tahu kalau mendingan pilih kelas yang dosennya belum ditampilkan di SIAK.

Sebenernya, entah atas dasar pertimbangan apa, gue sudah menetapkan hati. And voila! Di suatu hari Jumat di mana gue sedang mengurusi side-effect dari decision making gue yang aneh (hari itu gue rapat Dokumentasi Wisuda Ganjil 2017 kalau nggak salah, the only thing that feels right from my decision making steps, siangnya ngobrol nggak jelas dengan orang yang juga nggak jelas, sorenya wawancara dengan Kak Ilyas buat senior member di Digital Product Design SIG, gatau apa-apa kok ya bisa-bisanya kepikiran jadi senmem? Kesambet apa saya? Yakin 100% kalau yang ngeliat respon formnya akan ketawa ngakak liat decision saya yang ini.), dosen kelas MPKT A yang gue pilih ditampilin namanya!

Sebagai stalker yang nggak terlalu jago, gue lantas mencari namanya di internet. Ternyata, gue menemukan keluh kesah mantan mahasiswanya di Twitter, dan dia bilang nilai dia nggak terlalu memuaskan.

Oke, skip. Langsung ganti kelas nggak pake lama!

Di hari pertama gue masuk, ternyata di kelas, mayoritas cowok. Cuma ada 7 orang cewek, yang kalau ada tugas kelompok, ujung-ujungnya kita mesti barengan.

Hamdalah, nilai akhirnya masih bagus. Bagus banget sih.

2) MPK Olahraga Bulutangkis

Hal paling memorable dari matkul ini adalah UASnya yang sangat problematic.

Gue inget, hari Rabu itu malamnya gue masih sempat nunggu giliran main bulutangkis untuk dinilai untuk UAS. Kenyataannya, sampai jam 7 malam, lapangan gymnasium sudah gelap, penerangannya kacau banget intinya. Nunggu sampai jam 7 ternyata nggak guna. Dosennya ngasih kita pilihan: stay sampai malam dengan nilai nggak optimum atau besok datang lagi dengan (janjinya sih) bisa mulai UAS lagi dari jam 3 sore.

Kenyataannya (lagi), itu ngaco.

Besoknya, kembalilah gue ke Gymnasium UI, dengan harapan gue bisa mulai UAS jam 3 sore, bisa pulang, dan belajar lagi. Ternyata nggak, gue mesti nunggu giliran anak kelas Kamis UAS dulu. Baru sisa kelas Rabu boleh UAS. Itupun mulainya sudah sangaaat terlambat. Sama aja kayak mulai kelas biasa.

Baru deh, sekitar agak malam, gue bisa UAS dengan diterangi cahaya dari motor-motor yang dinyalain cuma buat lampu depannya. Salah satu temen gue bahkan bilang, kalau sampai nilainya nggak A padahal dia sudah ngorbanin bensinnya demi MPKO, awas aja, lol. Setelah itu, gue langsung cabut ke Margo City karena di hari yang sama ada staffing Wisuda Genap 2017. Di hari yang sama, ternyata ada bom di Kampung Melayu. #nggakadahubungannya #hehe.

3) Dasar-dasar Pemrograman 2

Kelas ini diawali oleh gue yang salah klik.

Gue berencana pilih kelas E yang diajar oleh Kak Yayan, ternyata oh ternyata, yang gue klik adalah kelas F yang diajar oleh Pak Faiq.

Nggak tekor-tekor amat sih. Since dosen Fasilkom secara umumnya sangat objektif, perbedaan dosen nggak jadi masalah. Yang jadi masalah adalah seberapa jauh kita berusaha buat sukses di matkul itu. Itu yang paling menentukan. Secara umum, hasil matkul ini agak biasa aja dalam standar gue. Nilai gue jatoh di UAS karena cuma 55. 55 cuy, batas lulus banget nggak sih? Yaudahlah, bersyukur aja lulus. Alhamdulillah.

4) Dasar-dasar Arsitektur Komputer

Dari selentingan anak Ilkom yang dapat matkul PSD (Perancangan Sistem Digital kalau nggak salah) di semester 1, ada 2 dosen yang akan mengajar anak SI di matkul DDAK. Pertama, pak Adhi. Kedua, bu Efi. Dari selentingan itu juga, gue bertekad akan ambil kelas bu Efi.

Apa yang gue dapatkan sebenarnya sesuai dengan selentingan itu sih. Gue benar-benar merasa belajar di bawah pengajaran bu Efi, dan gue selalu amazed dengan outfit yang dia pakai ketika ngajar. Sangat rapih, gue bisa bilang dia salah satu dosen yang layak gue anugerahi best dressed award. Everything looks perfect and well-prepared. To be honest, gue sangat payah di matkul ini. Di awal, gue ngerasa sangat suka mata kuliah ini. Walaupun gue mungkin jadi anak terakhir di kelas yang mengerti tentang operasi angka biner. Tapi ya itulah, ketika lo suka sesuatu (apa seseorang hayo?) lo akan berusaha keras untuk mengerti dia (lho kok dia?).

Dan, segala dinamika matkul DDAK ditutup dengan nilai B yang tercipta karena UAS gue magically sampai di angka 70 padahal gue nggak merasa apa yang gue kerjakan bisa mendapat nilai segitu. Lha iya, guenya malah tidur kok pas UAS. Jangan ditiru kalau nggak mau diliatin dosen, gengs.

5) Matematika Diskrit 2

Matkul ini adalah definisi cinta datang terlambat.

Selama dua per tiga KBM, gue nggak terlalu merhatiin materi dan ngejer pemahaman ketika H-1 ujian (iya, that's my habit, and I'm proud because the results are mostly good, alhamdulillah). Materi ujian pertama, gue nggak terlalu tertarik. Materi ujian kedua atau UTS, lumayan sih, gue jadi ngambis agak belajar, cuma ya biasa aja. Nah, materi ujian ketiga atau UAS, gue tiba-tiba passionate banget buat belajar ini, gue bahkan belajar sampai jam 3 pagi dan cheatsheet baru jadi di menit-menit sebelum UAS.

Magically, ketertarikan gue dengan effort gue itu berbanding lurus dengan nilai ujiannya. Ujian 1 di kisaran 50, ujian 2 di kisaran 70, dan ujian 3 di kisaran 90. Terimakasih bu Iis, by the way salam buat anak Ibu yang lucu banget waktu dibawa ke kelas. Gemesh.

6) Aljabar Linear

Gue mengambil matkul ini dengan pertimbangan yang sangat banyak. Memang seharusnya mata kuliah ini diambil di semester 3, bukan semester 2 seperti apa yang gue lakukan. Plus juga, banyak yang saranin untuk ambil Alin di semester pendek (SP).

Tapi yah, ternyata gue malah membuat semester 20 SKS menjadi 24 SKS dengan ambil matkul ini plus MPKO. Gapapa, saya jadi merasa beruntung bisa diajar bu Kasiyah. Serius, belajar sama dia nggak cuma belajar mata kuliah yang dia ampu, tapi juga belajar banyak. Banyak banget hal bagus yang dia bilang selama di kelas. Selain itu, gue jadi kenal orang-orang yang agaknya bakal nyodok terus selama beberapa semester ke depan. Jadinya, bisa aja gue nyodok lagi dan nggak sendirian. (Kejadian sih di Statprob di semester 3 hehehe.)

Dan, mata kuliah ini berakhir dengan nilai B+ yang ditolong nilai partisipasi gue. Terimakasih bu, saya terharu :')

7) Prinsip-Prinsip Sistem Informasi

Mata kuliah dengan SI vibes pertama.

Mata kuliah dengan tingkat cabut tertinggi pertama.

Terimakasih Self-test dan ngafalin slides atas waktunya, nilai saya terselamatkan. :')

*
The wonderful days

Gue merasa sangat beruntung di liburan semester 2, kenapa?

Alhamdulillah, gue diberi kepercayaan untuk internship di salah satu startup di bidang pendidikan, yaitu Ruangguru. Menjadi seorang graphic design intern sebenarnya bukan something yang benar-benar baru untuk gue, tapi internship gue kali ini memang jauh lebih intens dari pengalaman gue sebelumnya di Kompas MuDA. Walaupun technically the job title is just the same, perbedaan fokus perusahaan membuat apa yang gue lakukan berbeda.

Di Kompas MuDA, yang notabene adalah bagian dari perusahaan besar di bidang media, job description gue adalah me-layout hasil wawancara yang dilakukan secara tim, sesuai topik yang sudah didiskusikan dengan tim. Hasil dari final project ini adalah prototipe layout satu halaman koran.

Sedangkan di Ruangguru, fungsi desain di sini lebih cenderung kepada menunjang kebutuhan divisi lain. Misalnya, suatu kali divisi HR butuh materi publikasi untuk lowongan baru, maka tim desain akan memenuhi kebutuhan itu. Secara keseharian juga, tim desain akan membuat desain untuk melengkapi editorial plan yang sudah dirancang oleh tim content.

Masih banyak juga yang gue lakukan, tapi nggak akan cukup kalau gue ceritakan semua. Intinya, it was a great experience to learn with them. Satu hal yang paling gue ingat selama di sana adalah gue pernah menghadapi revisi terlama sepanjang hidup gue: 7 jam! Dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore, gue mengalami beberapa kali revisi, yang pada akhirnya mengajarkan gue bahwa unity is very important in design. It helps people relate between all those information you put there. 

Love,

99WRITES



You Might Also Like

0 comments