Halo!
Berhubung gue pulang agak sore tadi, gue memilih untuk turun di Stasiun Klender, walaupun ini artinya gue harus menebak-nebak gue ambil posisi di mana biar nggak dapet tempat yang zonk. Tapi, gue mikir lagi, kenapa nggak coba aja sekali-kali turun di tempat yang zonk?
Nah, maksudnya tempat yang zonk itu kayak gimana sih?
Nih, kayak gini, yang kalau turun dan PKD/Satpamnya nggak peka, kamu harus loncat setinggi satu meter. Intinya, tempat ini adalah tempat di antara dua bagian peron yang digunakan untuk penyeberangan penumpang.
Berhubung gue pulang agak sore tadi, gue memilih untuk turun di Stasiun Klender, walaupun ini artinya gue harus menebak-nebak gue ambil posisi di mana biar nggak dapet tempat yang zonk. Tapi, gue mikir lagi, kenapa nggak coba aja sekali-kali turun di tempat yang zonk?
Nah, maksudnya tempat yang zonk itu kayak gimana sih?
Nih, kayak gini, yang kalau turun dan PKD/Satpamnya nggak peka, kamu harus loncat setinggi satu meter. Intinya, tempat ini adalah tempat di antara dua bagian peron yang digunakan untuk penyeberangan penumpang.
Talking about distance, nyadar nggak sih bahwa adanya jarak membuat kita lebih menghargai sesuatu?
Pengalaman pertama gue ngekos dan jauh dari orang tua, membuat gue pernah homesick sampe nangis, padahal cuma jarak Klender - Depok lho. Pengalaman pernah punya something dengan orang yang berbeda provinsi membuat gue menghargai setiap kesempatan untuk bisa ketemu (even though nggak ketemu juga akhirnya).
Kalau analogi ini ribet untuk dipahami, simply remember the word 'kangen'. Ketiadaan orang yang kita rindukan membuat kita lebih menghargai kehadiran mereka. Nah, that's why, enjoy the good and happy moment while it lasts.
Kebahagiaan itu bukan masalah apa yang terjadi pada kita, tapi bagaimana kita memandang sesuatu!
Love,
99WRITES
