Mission 21 #3: High Heels + Rush Hour

Halo!

Berhubung untuk beberapa bulan terakhir (tapi sempet berhenti minggu-minggu terakhir ini karena so-damn-hectic) gue sedang obsessed dengan wedges (to be specific: sepatu heels tertutup dengan bentuk heel-nya wedges), untuk Mission 21 hari ketiga ini gue mencoba untuk pakai high heels di rush hour. 



Kenapa harus pas rush hour?

Soalnya, untuk khusus hari Rabu, kelas gue dimulai jam 09.00. That means, gue punya cukup waktu untuk berangkat naik KRL dari Stasiun Klender, bagian dari lintas Bekasi - Jakartakota (Blue Line) yang seseknya bikin mau tobat kalau berangkat dari arah Bekasi di jam-jam orang berangkat kerja. Stasiun Klender letaknya nggak jauh dari rumah gue, jadi selain gue bisa melaksanakan Mission 21 ini, gue juga bisa menghemat biaya transportasi gue ke kampus.

Biasanya, gue berangkat dari rumah, naik ojek online yang biasanya menghabiskan biaya di atas 10 ribu rupiah (sekitar 11-20 ribu) kalau gue tujuannya ke Stasiun Tebet. Tapi, kalau ke Stasiun Klender, biayanya cuma 5-10 ribu! Ditotal-total, kalau ke UI dari rumah via Stasiun Klender, gue cukup menghabiskan 8 ribu rupiah aja! 

Yep, that's the point. Transportasi umum itu helpful banget untuk ngebantu kita ngehemat pengeluaran kalau rutenya sesuai dengan rute perjalanan kita.

Sayangnya, kalau dari Stasiun Klender, gue perlu meluangkan waktu ekstra. Bingung kenapa? Jawabannya satu: lintas Bekasi - Jatinegara itu relatif sepi. Jumlah perjalanannya sedikit, belum lagi dikurangi sekitar 8 jadwal perjalanan yang dialihkan melalui Stasiun Pasar Senen untuk mengurangi beban Stasiun Manggarai.

Nah, di perjalanan gue mengarungi rush hour kali ini, gue berkesempatan untuk menggunakan high heels, cuma sekadar pengen tahu aja, apakah gue lebih prefer ke fashion daripada usability-nya di kehidupan sehari-hari. Untuk gambaran, di bawah ini adalah sepatu (kaki deh, kalo sepatu mah sepatunya aja yang difoto) gue, minutes before I departed from Klender Railway Station.



Well, the answer is clear.

Gue lebih mementingkan usability-nya dibandingkan sisi fashion. Secara nggak langsung, gue jadi tahu kalau gue nggak se-passionate itu sama fashion, dan bisa disimpulkan kalau fashion is just not for me.

Quite a lesson today!

Love,

99WRITES

You Might Also Like

0 comments