Mission 21 #11: Akhirnya CC Juga

Halo!

Di hari ke-11, gue bertekad untuk tidak deadliner dalam laporan mission 21 ini. Well, sebenarnya ya karena itu juga tergantung circumstances gue kayak gimana, ada kerjaan apa aja--ah sudahlah, namanya juga Fasilkom. Tidur 8 jam adalah sebuah kemewahan, a-ha-ha-ha. *sarcastic laugh*


Yaa, jadi intinya setelah berbulan-bulan berkutat dengan desain ditemani pacar Adobe Illustrator CS 5.1, karena tuntutan kompatibilitas file-file (vector, icons, etc) dan agar kehidupan desain lebih lancar, aman, dan sejahtera... saatnya move on.

Nggak, gue belum benar-benar mengakhiri hubungan dengan AI CS5.1, karena walaupun old dia tetap gold. Walaupun sejujurnya, Adobe After Effects di seri yang sama, CS5.1 punya bad UX yang bikin ngakak, yang bikin nggak semua app di CS5.1 adalah gold. 

Now the question is, bad UX-nya apa?

Tepat pas kemarin rendering composition di AE pertama dalam hidup gue (lebay tapi bener), di window untuk konfirmasi rendering, yang dicentang otomatis dari sononya adalah audio output. Sebuah kekocakan yang bikin panik ketika nggak nyadar salahnya di mana, dan baru ke-detect ketika hasil video-nya nggak ada perwujudan visualnya, cuma file *.mp4 yang terlihat seperti file *.mp3 dan tentunya ini bikin takut, apa jangan-jangan ada error? Ternyata nggak, cuma lupa centang.

Lebih dalam mengenai AI CC, gue ngerasa dia lebih bagus in terms of sensitivitas antar objectnya (yang kayak misalnya lo nge-drag satu objek ke objek lain, biasanya bakal kerasa dia kayak ketarik ke suatu arah). Cuma ini masih asumsi, belum dibuktiin.

Akan dibuktikan secepatnya kok, yey!

Love,

99WRITES


You Might Also Like

0 comments